News Pelaihari – Kondisi drainase yang tak terawat di simpang tiga Jalan Datu Daim, Pelaihari, Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan, kembali menuai keluhan warga. Setiap kali hujan deras mengguyur wilayah tersebut, sampah dari saluran drainase kerap meluap ke jalan aspal, mengganggu aktivitas warga dan membahayakan pengendara.

Kejadian serupa kembali terulang pada Minggu (8/6/2026) siang, saat hujan sedang mengguyur wilayah Pelaihari. Beragam jenis sampah, mulai dari plastik, botol bekas, hingga ranting pohon dan daun kering terlihat berserakan di jalan padat lalu lintas tersebut.
Baca Juga : Satpolairud Tanahlaut Sambangi Nelayan Muara Asamasam, Salurkan Puluhan Paket Sembako
Pengendara Terganggu, Sampah Berserakan di Tengah Jalan
Pantauan langsung di lapangan menunjukkan bahwa banyak pengendara yang terlihat menghindari tumpukan sampah di jalan demi menjaga keseimbangan kendaraan mereka, terutama pengendara roda dua.
“Susah melintas kalau sampah berserakan begini. Bisa tergelincir kalau kena plastik basah,” ujar salah satu pengendara yang melintas.
Lokasi ini juga berada di jalur strategis, dekat kantor Ranting PLN Pelaihari, yang membuat kepadatan lalu lintas cukup tinggi pada jam-jam tertentu.
Aksi Spontan Pegiat Lingkungan dan Pedagang Sekitar
Kondisi tersebut menggerakkan hati seorang pegiat lingkungan lokal, Muhammad Khaidir, yang kebetulan melintas di lokasi. Tanpa ragu, ia langsung turun ke jalan dan mulai memunguti sampah yang berserakan, di tengah lalu lintas yang masih ramai.
“Saya nggak bisa diam lihat sampah meluber begitu. Ini aksi spontan saja. Kebetulan bawa kantong sampah besar di motor, jadi langsung saya punguti,” ujar Khaidir.
Aksi mulia Khaidir itu menginspirasi dua pedagang kaki lima di sekitar simpang untuk turut membantu tanpa diminta. Mereka dengan sigap memunguti sampah dari badan jalan dan dari dalam saluran drainase.
Drainase Kian Dangkal dan Tersumbat
Menurut Khaidir, dari pengamatannya di lokasi, saluran drainase semakin dangkal dan sebagian besar tersumbat oleh endapan lumpur, tanah, serta sampah plastik.
Ia juga menyoroti saluran penghubung yang melintasi jalan, yang seharusnya mengalirkan air dari sisi sekolahan ke seberang jalan menuju sungai. Namun, saluran tersebut tersumbat, sehingga air tidak bisa mengalir dan akhirnya meluap ke permukaan jalan.
“Inilah yang menyebabkan air dan sampah keluar ke jalan setiap habis hujan,” tambahnya.
Seruan Perbaikan dari Warga
Warga berharap pemerintah daerah segera turun tangan untuk menangani permasalahan klasik ini. Tidak hanya sekadar membersihkan, tetapi juga melakukan normalisasi dan perbaikan permanen pada saluran drainase yang sudah tidak berfungsi maksimal.
Jika dibiarkan terus, bukan hanya mengganggu kenyamanan, namun juga dapat memicu banjir lokal dan potensi kecelakaan lalu lintas.
Penutup
Masalah drainase di Jalan Datu Daim Pelaihari adalah contoh nyata bahwa perawatan infrastruktur dasar seperti selokan tak boleh diabaikan. Kolaborasi antara warga, pegiat lingkungan, dan pedagang menunjukkan bahwa kepedulian terhadap kebersihan masih ada. Kini, tinggal menunggu aksi nyata dari pemerintah daerah untuk penanganan lebih serius demi kenyamanan dan keselamatan bersama.